Friday, December 12, 2008

Buku di atas Bantal (sebuah pendahuluan)

Buku yang berserakan diatas kasur dibiarkan teronggok begitu saja menutupi setengah permukaan tempat tidur, sebagian lagi bertumpuk rapi diatas meja komputer, berdebu tanda jarang disentuh... saya sendiri bingung, dimana-mana buku, diruang tamu, di tempat tidur, ditempat makan, diteras rumah, wuih... memang senengnya cuma beli buku, dibacanya entah kapan-kapan tahu-tahu udah numpuk.

Dengan semangat untuk berubah, satu persatu judul buku diatas kasur saya ambil, dipilah berdasarkan judulnya dan disusun diatas meja komputer.Tiba-tiba saya tertarik dengan salah satu judul buku inspirasi warna coklat, saya pisahkan buku tersebut dan saya letakkan diatas bantal (tanda prioritas untuk dibaca!).

Ternyata buku inspirasi yang lain juga menarik minat saya, hmm... prioritas untuk dibaca, berarti harus saya letakkan diatas bantal, buku ketiga juga tidak kalah menarik untuk dibaca, so harus diletakkan di atas bantal, waah... ternyata buku yang saya cari selama ini terselip diantara buku-buku yang berserakan di atas kasur berarti... duhh lagi-lagi diletakkan di atas bantal.

Stop! rasanya kegiatan ini sering berulang, pilah sana pilah sini akhirnya ditumpuk, kesenggol, berserakan lagi.Lalu apa yang harus saya lakukan dengan buku-buku ini dan juga buku-buku lainnya yang sudah saya beli dan belum pernah saya baca (bahkan beberapa masih disegel plastik).

Penasaran, saya ambil buku prioritas pilihan pertama yang harus dibaca. saya bolak balik, lihat daftar isinya, terus dilihat isinya, lihat kata pengantar, lihat isi lagi, baca skiping... nah ini yang harus saya baca!

Dua Paragraf dari salah satu judul dalam buku yang saya simpan di atas bantal menghentikan skiping baca saya, kutipan selengkapnya sebagai berikut:

Harry adalah seorang konselor karir yang membantu para profesional dari berbagai bidang yang tidak merasakan kepuasan dengan pekerjaannya. Harry tidak bertanya kepada mereka apa yang sebenarnya mereka inginkan; ia hanya bertanya, "Apa yang Anda cari?" Ia menyelidiki mereka bukan dengan apa yang mereka inginkan, tetapi apa yang mereka perlukan.

Harry kerap menemukan orang tidak siap dengan jawaban atas pertanyaan tersebut. Biasanya mereka menjawab bahwa ia bertanya apa yang sesungguhnya mereka harus lakukan, dan pertanyaan itu tidak pernah ada dalam pikiran mereka atau mereka telah menghentikan hal itu untuk waktu yang lama.

Harry menyarankan kliennya untuk menulis catatan harian atau jurnal yang ia yakini dengan jurnal tersebut pencarian apa yang mereka butuhkan akan semakin terang. "Jika Anda menulis apapun yang terjadi dengan diri Anda, Anda pasti akan melihat pola pikiran Anda, menemukan sesuatu yang tidak pernah diketahui diri Anda, dan menemukan bagaimana Anda sesuai dengan pencarian Anda tersebut", ungkap Harry.

(Ups, rasanya baru beberapa saat saja saya bertanya mengenai apa yang harus saya lakukan)

Secara imaginer saya seolah ditampar dengan pertanyaan Harry "Apa yang Anda Cari?"
Saya akui belum siap untuk menjawab pertanyaan itu.
Saya malah lebih dahulu bertanya "Apa yang harus Saya lakukan?"
Bagaimana saya harus melakukan sesuatu sedangkan saya sendiri belum tahu apa yang saya cari? Uh...

Diakhir tulisan, Howwat, si penulis, yang menggunakan tokoh Harry dalam tulisannya, menyebutkan bahwa Orang yang dengan teratur menulis jurnal atau catatan harian, atau jenis catatan lain yang mengungkapkan aspirasi mereka, sebanyak 32% lebih merasakan adanya kemajuan dalam kehidupan mereka.

Oke, sekarang zamannya Blog, saya harus menjawab pertanyaan "Apa yang Saya Cari", untuk itu saya akan mencoba untuk menulis jurnal atau catatan harian, mingguan atau bulanan yang mengungkapkan aspirasi saya dalam blog. Mudah-mudahan dengan menulis di blog ini, saya dapat menemukan jawaban atas pertanyaan yang harus saya jawab, semoga...

No comments:

Post a Comment