Ini kisah tentang seseorang yang sering mengeluh tentang usia. Didapat saat membaca buku Berpikir dan Berjiwa Besar karangan David J. Schwartz, Ph.D.
Keluhan ini merupakan penyakit kegagalan tidak pernah merasa di usia yang tepat. Penyakit ini muncul dalam dua bentuk yang mudah di identifikasi: variasi dari “saya terlalu tua”, dan tipe “saya terlalu muda”.
Penyakit ini tanpa disadari menutup pintu ke peluang sesungguhnya bagi jutaan manusia. Mereka berpikir bahwa usia mereka salah, sehingga mereka tidak mau mencoba.
Apakah penyakit ini bisa disembuhkan? Simak kisah di bawah ini:
Cecil, Seorang trainer, ingin beralih profesi menjadi representative perusahaan, tetapi ia berpikir terlalu tua. “Lagi pula”, dia menjelaskan, “saya harus memulai dari awal. Dan saya terlalu tua untuk itu saat ini. Saya sudah berusia 40 tahun”.
Beberapa kali sang konselor yang juga teman Cecil berbicara dengan Cecil tentang masalah “usia tuanya” sang konselor menggunakan obat lama, “Cecil, anda hanya setua yang anda rasakan”, namun sang konselor pun menyadari bahwa itu tidak akan berhasil (maklum terlalu sering ia pergunakan dan jawabannya selalu sama “Tapi saya merasa tua!”)
Akhirnya, sang konselor menemukan metode baru yang diyakininya bakal mujarab.
Suatu hari seusai sesi pelatihan, sang konselor mencoba metode barunya pada Cecil.
Sang konselor berkata,” Cecil, kapan kehidupan produktif seseorang dimulai?” dia berpikir beberapa detik dan menjawab, “oh, kurasa ketika kira-kira usia 20 tahun.”
“Baiklah,” kata sang konselor, “sekarang kapan kehidupan produktif seseorang berkahir?”
Cecil menjawab, “Hmm, jika dia masih sehat dan menyukai pekerjaannya, kurasa seseorang masih cukup berguna pada usia 70 tahun atau sekitar itu.”
“Baiklah,” sang konselor berkata, “Banyak orang sangat produktif setelah mencapai usia 70, tapi marilah kita sepakat dengan apa yang baru saja anda katakan, tahun-tahun produktif seorang adalah antara 20 sampai 70. Berarti terdapat rentang 50 tahun atau separuh abad. Cecil,” sang konselor berkata, “anda 40 tahun. Berapa tahun kehidupan produktif sudah anda lalui?”
“Dua puluh,” jawab Cecil
“Dan berapa tahun tersisa?”
Tiga puluh,” jawabnya.
“Dengan kata lain, Cecil, anda belum mencapai separuh perjalanan tersebut, anda baru menggunakan 40 persen dari tahun-tahun produktif anda.”
Sang konselor menatap Cecil dan menyadari bahwa Cecil mulai menangkap maksudnya.
Cecil tertawa bahagia, ia telah sembuh dari alasan usia. Cecil sadar bahwa ia masih mempunyai banyak sisa tahun-tahun berisi peluang. Dia beralih dari berpikir “saya sudah tua,” menjadi “saya masih muda.”
Sekarang Cecil menyadari bahwa seberapa tua kita tidak penting. Sikap terhadap usia lah yang membuat usia menjadi suatu berkah atau sebaliknya, sebuah hambatan.
Selamat Tahun Baru 2009!!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment